Langit mulai menggelap ketika ku pandangnya beberapa menit yang lalu. Aku masih terduduk menikmati pemandangan pantai yang menyenyukkan seperti saat ini. Saat dimana matahari mulai berpamitan untuk berganti tugas dengan sang bulan. Siluet senja memberikan ketenangan tersendiri untuk mataku yang tertutup dengan kaca yang berbingkai hitam. Aku masih duduk disini. Bernyanyi bersama deru ombak serta hembusan lembut sang angin malam. Headset kecil masih saja tergantung mungil di salah satu telingaku. Mengalunkan lagu-lagu indah yang dulu pernah kita nyanyikan bersama. Ku biarkan jemari kakiku terus bermain bersama air yang datang menyapa.
Pandangan ku masih saja mengarah pada air yang terpampang luas dihadapanku. Tanpa aku sadari, sejak tadi fikiranku tak berada disana. Aku membiarkannya. Membiarkan dia terus mencari apa yang sebenarnya sedang ia cari. Memori itu terus berputar. Mengajakku untuk turut menontonnya dari sini. Aku mengikutinya. Terus membiarkannya memutar semua kenangan itu. Aku tersenyum melihatnya. Ingin rasanya tertawa sebesar-besarnya. Tapi aku tak tau, justru rasanya pipiku terasa hangat oleh air yang ternyata mengucur dengan perlahan dari sudut mataku. Aku menangis. Yah, mungkin ini sebuah tangisan yang sudah lama ingin keluar. Tangisan bahagia yang juga bercampur dengan rasa rindu yang sangat dalam.