Jumat, 15 Maret 2013

Masih (Aku, Kau, Senja dan Hujan)

Langit mulai menggelap ketika ku pandangnya beberapa menit yang lalu. Aku masih terduduk menikmati pemandangan pantai yang menyenyukkan seperti saat ini. Saat dimana matahari mulai berpamitan untuk berganti tugas dengan sang bulan. Siluet senja memberikan ketenangan tersendiri untuk mataku yang tertutup dengan kaca yang berbingkai hitam. Aku masih duduk disini. Bernyanyi bersama deru ombak serta hembusan lembut sang angin malam. Headset kecil masih saja tergantung mungil di salah satu telingaku. Mengalunkan lagu-lagu indah yang dulu pernah kita nyanyikan bersama. Ku biarkan jemari kakiku terus bermain bersama air yang datang menyapa.

Pandangan ku masih saja mengarah pada air yang terpampang luas dihadapanku. Tanpa aku sadari, sejak tadi fikiranku tak berada disana. Aku membiarkannya. Membiarkan dia terus mencari apa yang sebenarnya sedang ia cari. Memori itu terus berputar. Mengajakku untuk turut menontonnya dari sini. Aku mengikutinya.  Terus membiarkannya memutar semua kenangan itu. Aku tersenyum melihatnya. Ingin rasanya tertawa sebesar-besarnya. Tapi aku tak tau, justru rasanya pipiku terasa hangat oleh air yang ternyata mengucur dengan perlahan dari sudut mataku. Aku menangis. Yah, mungkin ini sebuah tangisan yang sudah lama ingin keluar. Tangisan bahagia yang juga bercampur dengan rasa rindu yang sangat dalam.

Minggu, 10 Maret 2013

Bersamamu (dalam) Khayalku

Senja tetap nampak indah meskipun agak tertutup awan yang menggelap. Aku terus duduk diam di tempat ini. Menikmati suasana dan gemericik dedaunan yang menari indah disebelah ku. Aku terus menatapnya, hingga tanpa sadar, aku hanyut dalam suasananya. Membuatku terus masuk kedalam fikiranku akan beberapa hari kemarin. 

Aku mendapati sosoknya berjalan pelan menuju arahku. Ku tundukkan pandanganku, agar dia tak tau kalau mataku sedang mengamatinya. Namun ternyata dugaanku salah. Dia tau kalau mataku tetap tersorot mengarah kepadanya. Dia lemparkan senyum khasnya kepadaku yang saat itu sedang duduk manis, berusaha menyembunyikan merah merona pipiku. Dalam khayalku aku kembali masuk dalam cerita-cerita bersamanya. Ku ingat ketika waktu itu, dia menatapku lembut. Melemparkan sapaan terhangatnya di tengah hujan yang mengguyur malam dikampusku.