Jumat, 22 November 2013

The Last For U, The Last For Me

"Sayangilah seseorang, tanpa pernah berpikir, kelak kau kan terluka
Karena waktu itu, sejenak terlintas, berirama dalam bait lirik yang ku tulis
Ya, walau mungkin terdengar sederhana, tapi ku telah berusaha membuatnya untukmu
didalamnya, aku sampaikan pandangan serta isi hatiku padamu
maaf jika ada lirik yang tak kau pahami
Ku mohon terimalah, terimalah hadiah terakhir ku untukmu

23 November 2013, 00:27

Happy b'day...
Untukmu yang berulangtahun hari ini..


23 November 2013..
Tepat hari ini usia mu bertambah
Kuucapkan selamat padamu
Sosok yang pernah hadir mengisi senyuman dalam hariku
Sosok yang pernah membuatku tertawa saat malam datang
Sosok yang pernah menjadi sandaran disaat hatiku terasa lelah
Sosok yang tak pernah lelah mendengar segala keluh kesahku setelah melewati hari
Sosok yang yang saat ini (mungkin) telah menghapusku dari memori ingatanmu

Jumat, 15 November 2013

Hanya Pertolongan-Mu

Tuhan,,,
Tolong peluk aku
Disini aku sendiri
Memeluk rindu yang tak ada obat penawarnya
Bersembunyi dibalik senyum tipis yang selama ini ku tebarkan



Sabtu, 28 September 2013

Semua (tentang) Waktu

Semua cuma masalah waktu. Ketika saat itu segala ceritanya menjadi indah dan juga menyedihkan.
Semua cuma masalah waktu. Ketika seluruh rindu menggumpal dan tak dapat ku ungkapkan.
Semua cuma masalah waktu. Ketika ruang dalam hatiku masih belum bisa menerima yang lain.
Semua cuma masalah waktu. Ketika jemari hanya mampu menuliskan nama mu dan semua kenangan tentangmu.
Semua cuma masalah waktu. Ketika pelupuk mataku tak mampu menampung genangan air mata.
Semua cuma masalah waktu. Ketika rasa sayang dan sakit menjadi alasan dari semua pertanyaan tentangmu.
Semua juga cuma masalah waktu. Ketika harus ku akui, hingga saat ini, aku belum jua mampu melupakanmu.

Selasa, 24 September 2013

Racun itu bernama Rindu

Malam kembali pekat saat ini. Saat mata ku tak lagi dapat kuajak tuk bekerja sama untuk masuk ke alam mimpi. Kini iringan lagu dari iwan fals -yang terlupakan- menjadi teman setia ku menanti pagi.

Entah, kotak-kotak konsep tulisan telah tersusun rapi dalam bola kecil otakku, namun malam ini aku tak dapat menumpahkannya. Mungkin, hanya satu yang saat ini ingin ku ceritakan pada kalian. Yah, tentang RINDU. Rindu sangat melekat dalam ruang hampa hatiku.

Beberapa hari terakhir hadir seakan-akan menjadi racun yang amat kejam bagi diriku. Dia kembali menari dalam ruang memory ku. Menari dengan indah dan terus mengunci perhatianku. Malam kemarin tepatnya, ketika rindu itu kembali hadir mengisi ruang kosongku, saat itu pula rasa sesak kembali ku rasakan. Air mataku meleleh tanpa kusadari. Rindu, iya, aku rindu dia. Aku rindu akan masalalu yang pernah kurajut bersamanya. Harapku, rasa itu hanya akan kurasakan saat itu saja, namun ternyata aku salah. Rindu itu masih menjadi penguasa dalam hari-hari terakhirku. Aku rindu, tapi aku tak ingin kau tau. Aku rindu, namun biarlah rindu hanya ada dalam sini -hati-, menjadi racun yang siap menghabisi ku kapanpun. Aku rindu, yah, aku tau kalau aku rindu. Cukup itu saja.

Kamis, 20 Juni 2013

Sinarnya Meredup (Masih tentang Mata itu)

Aku duduk diam mengamati seluruh aktivitas disekitarku. Berbagai macam orang-orang berlalu lalang dihadapanku dengan bergam kegiatan masing-masing. Mataku terus berganti mengantar mereka, mengamati segala tingkah mereka. Tak sengaja mataku menangkap sosokmu. Iyah, sosok pemilik mata itu. Aku mencoba untuk mengalihkan pandanganku, berharap agar kali ini mata kita tak lagi saling menangkap. Namun sayang, aku lagi-lagi gagal. Kau tak berpindah dari tempatmu berpijak, dan aku pun tak juga berpindah dari tempatku bersandar. Kita hanya diam. Tak ada satu buah katapun yang terlontar dari bibir kita. Tapi bagiku, kita tidaklah diam. Kita sama sekali tidak diam. Hanya saja kita sedang berbicara melalui tatapan mata itu.

Sabtu, 25 Mei 2013

Langit Malam


Bagiku, memandang langit malam selalu indah. Seperti malam kemarin. Saat dimana ku menatapnya tepat dengan kedua bola mataku yang kecil. Langit malam yang gelap, namun selalu menenangkan. Tetap gelap, namun selalu mampu menghangatkan. Bagiku, langit malam dengan semburat cahayanya selalu menjadi pelangi setelah matahari tenggelam. Tepat di tempat ini aku duduk bersama beberapa orang yang sama sekali tak ku kenali. Mungkin sama tujuan kami hampir sama, namun kita semua masing-masing hanya sekedar duduk dan menumpang dengan kendaraan ini. Yah, inilah angkutan umum yang membawaku pulang kekota asalaku. Tempatnya tidak terlalu penuh dan sesak, namun, tidak juga terlalu kosong. Hanya ada 7 orang dalam angkutan umum yang biasanya memuat 12 orang atau lebih didalamnya. Namun maaf, malam ini aku takkan bercerita mengenai angkutan umum ini. Aku hanya akan terus bercerita mengenai langit dan malam. Dua hal yang selalu ku nanti, namun terkadang tak ingin kuhadapi.

Rabu, 15 Mei 2013

Do'aku

Ya Allah.. jika memang sakit ini Kau berikan, mudah-mudahan hadir sebagai penghapus segala dosa-dosa yang pernah ku buat. Jika memang sakit ini Kau berikan padaku, mudah-mudahan bisa ku syukuri sebagai langkah awalku tuk bisa lebih maju lagi. Ya Allah, aku tau, segala cobaan yang Kau berikan padaku, takkan pernah melampaui kemampuanku. Ujian berlimpah yang Kau berikan padaku pada saat-saat seperti ini mungkin belum seberapa dengan ujian-ujian yang Kau berikan pada orang-orang sekitarku. Aku tak pernah meminta agar Kau membantuku menyelesaikan setiap ujian ini, namun aku akan selalu meminta padaMu untuk dapat menguatkan hati, fisik, serta fikiranku. Aku hanyalah seorang hambaMu yang lemah. Sangat lemah. Namun aku masih memiliki kemauan serta usaha untuk bisa menjadi lebih baik lagi.

Rindu

Aku tau, rindu selalu muncul tepat didepan pintu ruang hatiku. Menatapku, tersenyum kepadaku, memintaku untuk sejenak saja melihatnya. Namu, alarm bising yang terpasang didepan jendela otak dan jendela hatiku berbunyi dengan kerasnya. Menyadarkan segala harap yang perlahan mulai tertanam didasar hatiku. Aku tersadar. Diam. Mencoba membujuk hatiku untuk mengabaikanmu. Meninggalkanmu bahan mengusirmu menjauh dari ruang ini. Aku sibuk terus mencari jalan keluar agar tak leagi melihatmu. Aku sibuk mengerjakan segala sesuatu, walau itu tidaklah penting untuk ku kerjakan., hanya untuk bisa berdiri tegak, mengabaikan kehadiranmu. Aku sibuk memasang segala musik keras agar aku tak lagi mendengarmu memanggil namaku dari kotak masa laluku. Aku sibuk, dan aku berpura-pura untuk sibuk.

Jumat, 12 April 2013

Sosok Dia (mata itu)

Dia tidak tampan. Dia tidak pintar. Dia pun tak juga kaya. Tapi dia punya sesuatu yang lebih dari pada orang lain. Dia punya mata itu. Yah, mata itu. Mata yang selalu ku rindukan untuk ku tatap. Mata yang selalu mampu membuatku kuat, juga cemburu. Aku tak tau, mengapa mata itu begitu memiliki daya tarik tersendiri untukku. Namun aku benar-benar terpana.

Dia. Sosok yang belakangan menjadi magnet dalam kedua bola mataku. Menjadi sosok yang mengambil alih seluruh perhatianku. Aku bahagia dan aku menikmatinya. Namun ternyata, semua ini mungkin hanya sekedar menjadi pengalihan kehidupanku. Aku masih dibutakan oleh matanya. Menganggap bahwa sorot matanya hanya ditujukan padaku. Tapi mungkin aku salah. Tatapan itu bukan hanya untukku. Mata indah itu bukan mengarah kepadaku. Tapi juga kepada yang lain. Aku masih bersembunyi. Malu mengakui kesalahanku. Malu mengakui sikap narsis yang ku miliki.

Tapi, satu yang pasti, inilah jalan Tuhan yang telah disediakan untukku. Dan aku harus menikmatinya..

Tanpa Judul

Aku lelah terus bersembunyi. Bersembunyi dalam seluruh topeng yang ku miliki. Aku  selalu berpura-pura kuat ketika mereka samua ada disini. Aku selalu berpura-pura tersenyum ketika mereka hadir disebelahku. Aku lelah. Sangat lelah.

Waktu berjalan begitu lambat untukku. Terus mengurungku dalam ketidakpastianku. Terus memenjarakanku dalam cerita masa lalu. Cerita bersamanya. Cerita tentangnya. Itulah yang menjadi penjara abadi untukku. Terpuruk dalam segala hal yang berkaitan denganmu. Aku lelah. Aku benci.

Senin, 01 April 2013

Malam

Malam selalu pekat dengan langitnya yang kelam. Hitam. Meski terkadang indah diwarnai dengan kerlingan bintang dihamparannya. Aku selalu menyukainya. Menantikan tiap menit waktu kehadiran malam. Bernyanyi dengan riang bersama riuhan udara yang tersedia olehnya. Tapi sayang, itu semua dulu.

Dulu. Ketika malam selalu ku rindukan. Ketika malam memberikan banyak cerit berarti untukku. Ketika malam menjadi alasanku untuk segera bahagia. Dan, ketika malam menghadirkan sosok dia dalam kehidupanku. Dia dan malam. Dua hal yang hingga saat ini tak dapat ku benci. Kalian bagaikan memiliki magnet yang luar biasa untukku. Membuatku sangat merindukan saat-saat seperti dulu.

Jumat, 15 Maret 2013

Masih (Aku, Kau, Senja dan Hujan)

Langit mulai menggelap ketika ku pandangnya beberapa menit yang lalu. Aku masih terduduk menikmati pemandangan pantai yang menyenyukkan seperti saat ini. Saat dimana matahari mulai berpamitan untuk berganti tugas dengan sang bulan. Siluet senja memberikan ketenangan tersendiri untuk mataku yang tertutup dengan kaca yang berbingkai hitam. Aku masih duduk disini. Bernyanyi bersama deru ombak serta hembusan lembut sang angin malam. Headset kecil masih saja tergantung mungil di salah satu telingaku. Mengalunkan lagu-lagu indah yang dulu pernah kita nyanyikan bersama. Ku biarkan jemari kakiku terus bermain bersama air yang datang menyapa.

Pandangan ku masih saja mengarah pada air yang terpampang luas dihadapanku. Tanpa aku sadari, sejak tadi fikiranku tak berada disana. Aku membiarkannya. Membiarkan dia terus mencari apa yang sebenarnya sedang ia cari. Memori itu terus berputar. Mengajakku untuk turut menontonnya dari sini. Aku mengikutinya.  Terus membiarkannya memutar semua kenangan itu. Aku tersenyum melihatnya. Ingin rasanya tertawa sebesar-besarnya. Tapi aku tak tau, justru rasanya pipiku terasa hangat oleh air yang ternyata mengucur dengan perlahan dari sudut mataku. Aku menangis. Yah, mungkin ini sebuah tangisan yang sudah lama ingin keluar. Tangisan bahagia yang juga bercampur dengan rasa rindu yang sangat dalam.

Minggu, 10 Maret 2013

Bersamamu (dalam) Khayalku

Senja tetap nampak indah meskipun agak tertutup awan yang menggelap. Aku terus duduk diam di tempat ini. Menikmati suasana dan gemericik dedaunan yang menari indah disebelah ku. Aku terus menatapnya, hingga tanpa sadar, aku hanyut dalam suasananya. Membuatku terus masuk kedalam fikiranku akan beberapa hari kemarin. 

Aku mendapati sosoknya berjalan pelan menuju arahku. Ku tundukkan pandanganku, agar dia tak tau kalau mataku sedang mengamatinya. Namun ternyata dugaanku salah. Dia tau kalau mataku tetap tersorot mengarah kepadanya. Dia lemparkan senyum khasnya kepadaku yang saat itu sedang duduk manis, berusaha menyembunyikan merah merona pipiku. Dalam khayalku aku kembali masuk dalam cerita-cerita bersamanya. Ku ingat ketika waktu itu, dia menatapku lembut. Melemparkan sapaan terhangatnya di tengah hujan yang mengguyur malam dikampusku. 

Sabtu, 16 Februari 2013

Hari Ini dan Do'aku

17 Februari 2013. Hari ini.

Yah, tepat hari ini. Suhu badanku seketika panas dingin tidak menentu. Ragaku seakan-akan bergetar tanpa tahu apa sebabnya. Jemariku dingin. Keringat ku dingin, seakan-akan di tempat ini aku ketakutan. Namun, yang aku tau dan aku ingat, aku tak sakit secara raga. Aku baik-baik saja. Aku bahkan masih sempat berlari, tertawa dan melompat. Tapi aku heran. Mataku menjadi buram. Yang kulihat dari pancaran cermin didepanku, ada air yang tergenang dimataku. Aku berharap ia tak jatuh. Aku berharap ragaku masih memiliki sedikit saja tenaga untuk bisa berdiri.

Seminggu sudah airmataku terus terjatuh. Energi yang kumiliki sudah mencapai titik ERROR. "Apa yang harus kulakukan?" Itulah pertanyaanku setiap saat. Sesak. Sesaaaak sekaliii.... Yah, lagi-lagi butiran bening itu menetes. Meleleh jatuh dari sudut mataku. Aku harus kuat. Itu yang harus ku yakini.
Hari ini kau akan pergi. Mungkin untuk menuntut ilmu di tempat sana. Mungkin juga untuk melupakan semua yang telah menjadi bagian masalalumu. Mungkin juga untuk menjadi sosok yang lebih baik lagi. Yah, aku berharap begitu. Semoga kau menjadi lebih baik lagi. Mendapatkan segala mimpi dari usahamu. Menjadi orang yang sukses dan meraih kebahagiaan lebih baik lagi.

Makasih, pernah menjadi warna dalam kehidupanku..

Tulisan Sampah

Lemas. Hanya itu yang kurasakan hingga saat ini. Menangis. Yah, mungkin itu menjadi pewarna hariku belakangan ini. Mendung, gelap, bahkan kusam sama sekali.

Tepat hari senin kemarin awalnya. 11 Februari 2013. Hari dimana kita terakhir bertemu. Menatap senja dari tempat kita berdua duduk bersama. Tertawa sejenak. Saling menatap, seakan semuanya memang akhir dari cerita kita. Namun raga ini merasa bahwa ada suatu hal yang aneh pada 5 menit terakhir menjelang pukul 18.00 pas. Yah, dimenit itu lah senja semakin indah di pandang. Namun aku bingung, mataku tak sanggup menatap dengan jelas. Telingaku tak lagi mendengar deburan ombak yang nyaman. Bahkan tubuhku semakin lama semakin lemas. Ku coba memperbaiki pendengaranku, ketika kau ulangi ucapanmu. Tiba-tiba dadaku terasa sesak. Sesaak sekali. Aku mencoba tersenyum mendengar bisikanmu. Berharap semuanya hanya khayalanku saja. Ku beranikan mata kecil ini menatapmu. Mencari kebohongan dri matamu. Berharap semuanya salah. Namun aku engah. Aku tak mampu. Hingga akhirnya aku hanya mampu tertunduk lemas. Membiarkan jemariku perlahan menjabat jemari tanganmu. Hampa. Itu yang kurasakan. Namun tak lama kemudian aku seakan menghilang. Yang kutau hanya sesosok sahabatku yang ada dihadapanku. Menggapaiku dan memelukku erat. Aku menangis. Menangis sejadi-jadinya. Tak mampu berkata-kata. Aku sakit. Aku terluka. Tapi aku tak dapat menahan segalanya. Tak mungkin aku menahanmu disini bersamaku, jika memang akhirnya hatimu sudah berpihak pada orang lain.

Malam ini aku teringat. Ini malam terakhirmu di kota kecil kita. Besok kau akan pergi. Pergi menuntut ilmu dikota sana. Kau akan pergi memulai hidup barumu. Dan ku berdoa, semoga kelak kau akan menjadi orang sukses dan dapat hidup bahagia. Amin

Jumat, 01 Februari 2013

Love?

Belajar mengenal cinta menurutku bukan hal yang mudah. Selama ini aku selalu mencoba mencari apa sebenarnya cinta itu? Membuatku tak paham dengan lika-liku ceritanya. Membuatku kadang menjadi orang yang tidak paham dengan dunia nyata ini.

Sore lalu ku tatap gelapnya langit malam dari kota kecil yang ku tempati. Berusaha mencerna kembali potongan-potongan cerita yang dapat ku anggap sebagai cinta. Tapi sayang, aku masih juga tak paham. Aku menyayang. Menyayangi semua orang yang sayang padaku. Aku tersenyum. Tersenyum juga kepada semua orang yang tersenyum padaku. Aku tertawa, juga bersama mereka yang ingin tertawa bersamaku. Namun, aku juga menangis. Menangis hanya seorang diri. Seorang diri? Tidak juga. Karena kadang aku menangis bersama mereka, sahabatku, saudaraku.

Sabtu, 12 Januari 2013

Angin, tolong sampaikan ini padanya..

Pagi yang cerah dengan semburat cahaynya. Mengantarkan rasa rinduku yang belum ernah mendengar kabarmu. Membuatku hilang dalam lamunan singkat ini. Menceritakan pada langit tentang risaunya hati yang menanti kabar darimu.

Dua hari yang lalu kau berubah. Menyatakan kepadaku kerisauan hatimu. Namun, maafkan aku sayang, aku terlalu lelah dengan hari dan kehidupanku, sehingga aku terlelap dalam alunan lagu yang terputar dari radio kamarku. Hingga aku sadar, kau ternyata mengantarku masuk kedalam mimpiku. Maafkan aku sayang, karena aku terlalu sibuk dengan urusanku, hingga aku tak sadar telah mengabaikanmu.

Senin, 07 Januari 2013

Secarik Surat untuk Kalian..

Ada yang mau tukaran posisi denganku saat ini? Aku hampir sampai pada titik lelahku Ya Allah. Apa yang harus kulakukan? Ketika semua orang tak pernah mencoba berada diposisiku. Ketika semua orang menyalahkanku untuk semua yang kulakukan. Menyalahkanku untuk keputusan yang kubuat. Ketika semua orang menganggap diriku egois, tak pernah memikirkan siapapun, hanya memikirkan diriku sendiri. Pernah tidak mereka tau apa yang sedang ku perjuangkan? Apa yang sedang kufikirkan? Apa yang sedang kumimpikan? Dan apa yang sedang kuusahakan. Mereka selalu menuntut untukku menjadi lebih baik. Menjadi bisa lebih berprestasi. Memperbaiki nilai-nilaiku yang tak karuan. Mereka hanya melihat sisi kalian. Sisi terbaik kalian. Prestasi kalian. Masa depan kalian yang jauh lebih cerah. Sikap kalian yang selalu dibanggakan. Sekolah kalian yang jauh lebih teratur. Mereka tak pernah mau tau usaha apa yang sedang ku lakukan. Mereka tak pernah mau tau, mimpi apa yang ingin ku capai. Mereka tak pernah mau tau siapa teman-teman terdekatku. Mereka tak pernah mau mengerti situasi tersulitku saat harus memutuskan pertimbangan yang mereka berikan. Apa kalian pernah rasa berada diposisiku? Apa mereka tak pernah lelah terus menyalahkan dan memarahiku? Apa mereka tak bisa mempercayaiku? Seburuk itukahaku dimata mereka? Apa kalian tau? Aku rindu, sangat rindu berkumpul dengan kalian. Tertawa bersama kalian. Bertengkar dengan kalian. Mendengar riuh rumah dengan tawa dan cerita kalian. Mendengar teriakan mereka memanggil nama kita satu persatu. Melihat tawa ceria si kecil yang kini beranjak menjadi seorang gadis manis. Aku rindu. Sangat rindu dengan kalian. Juga rindu dengan mereka. Aku lelah untuk pulang kesana. Bukan karena posisinya yang jauh, tapi aku tak ingin terus menjadi anak durhaka, yang terus membantah, yang terus mengomel, yang terus mencoba membuat mereka paham dengan posisiku. Apakah tak ada kesempatan untukku untuk membuat mereka bahagia dan bangga padaku? Aku hanya seorang yang terasa asing disini. Hanya seorang anak yang selalu menyusahkan. Hanya seorang anak yang tak berguna. Dan hanya seorang anak yang tak punya arti apa-apa. Tapi aku hanya ingin buktikan pada kalian, kalau aku juga BISA SEPERTI KALIAN. Membuat mereka bangga, membuat semua tersenyum, membuat mereka tertawa dan tak malu punya anak seperti saya. Hanya itu..!! Saya punya mimpi, dan saya sedang berusaha membuatnya menjadi nyata. Bukan hanya mimpi yang terpajang didinding kamar yang ku tempati. Bukan hanya bualan-bualan kosong.

Jumat, 04 Januari 2013

Maafku..Untukmu

Aku menyayangimu. Menyayangimu dengan caraku. Mencintaimu, juga dengan caraku. Aku bukan gadis yang sempurna. Bukan gadis, semanis mereka. Bukan pula gadis secantik mereka. Aku juga bukan seorang putri. Putri yang memiliki harta melimpah. Aku tak mampu menjadi seperti mereka. Aku tak mampu menjadi seperti dia dalam masa lalumu. Aku adalah aku. Sosokyang saat ini menemani harimu. Meskipun kita tau,  tak selamanya hari itu kan berjalan indah. Aku adalah aku. sosok yang belum paham tentang cinta, dicintai, dan mencintai. Tapi aku punya caraku sendiri untuk mencintaimu. Inilah aku sayang, sosok yang sering membuatmu repot dengan ulahku. Sosok yang sering membuatmu kesal bahkan marah kepadaku. Sosok yang tak pernah bisa mengerti dengan perhatian yang kau berikan. Yang ku tau, aku menyayangimu. Meskipun caraku kadang membatmu marah.

Maafkan untuk semua kesalahankuu....

Kamis, 03 Januari 2013

171212 Nice Story "Possession"

Buatmu, sumber inspirasiku.Abyzou.
Senyum sahabat. Membuatku mengerti. Kau bukan temanku, bukan musuhku. Tapi kau adalah sahabat bahkan saudaraku.

Hari ini, senyum itu merekah. Membuat berjuta tawa terbang bersama kebahagiaan. Senyum itu melengkung, seindah persahabatn kita. Tawa itu membahana, menyiratkan warna-warni persahabatan ini.

Matahari selalu terbit tepat pada waktunya. Selayaknya hari itu. Terbit diwaktu yang seemestinya. Mengantarkan kita pada kebersamaan itu. Melangkah. Bersenda gurau. Melemparkan celaan kecil satu sama lain. Menggemparkan dunia dengan tawa kebahagiaan. Hahahaha.... semua itu indah. Hingga pada akhirnya mendung menggelap. Rintik hujan perlahan turun membasahi bumi. Namun tawa itu tetap ada. Bahkan lebih membahana. Menuliskan cerita baru di atas lembar kehidupan. Tawa terus membahana, bahkan di atas bentor kecil.

Senja perlahan mulai turun. Habis tenggelam didalam bumi. Memancarkan cahaya bulan untuk menyinari bumi. Tawa itu terus bersua. Membahana menggelitik bumi.Tertawa bersama. Mencoba melukis akhir dari hari terindah ini. Perlahan tapi pasti, kita berhasil menghabiskan hari. Dengan satu pengalaman dan satu cerita baru yang sama-sama kita habiskan tuk hari itu. Terima kasih ceritanya kawand...













Harapan dalam Nyataku

Hari ini aku kembali membuka lembaran blog ku yang mulai usang. Melihat satu persatu tulisan kawan-kawanku dalam beranda cerita. Aku iri. Hanya itu yang bisa ku katakan. 

Bagiku, kalian terlalu mampu menceritakan kehidupan kalian dalam kata. Kalian terlalu mampu menggambarkan sosok kalian dalam sketsa. Kalian membuatku iri. Iri karena aku belum bisa semampu kalian. 

aku selalu ingin menulis. Menulis apapun yang bisa aku tulis.Menceritakan kepada dunia segala hal yang seharusnya ku bagi bersama dia. Tulisan sering mengajarkan ku untuk melepaskan segala beban yang ada. Tulisan memberikanku untuk selalu menjadi diriku sendiri. Berbagi dalam tangis maupun dalam tawaku. Yah, aku ingin mampu menulis seperti kalian. Menyusun kata demi kata untuk menjadi serangkaian tulisan yang indah. Terkadang rasa iri itu muncul ketika aku membaca tulisan kalian. Aku tak mampu menyusun kata-kata sesederhana itu. Menyusun rentetan kalimat menjadi paragraf yang selalu sampai dihati pembacanya. Aku sadar akan hal itu. Aku ingin menulis. Menulis untuk berbagi cerita kepada kalian. Hanya itu. Sekedar harapan dalam dalam dunia nyataku.

alila.chatuhala