Selasa, 24 September 2013

Racun itu bernama Rindu

Malam kembali pekat saat ini. Saat mata ku tak lagi dapat kuajak tuk bekerja sama untuk masuk ke alam mimpi. Kini iringan lagu dari iwan fals -yang terlupakan- menjadi teman setia ku menanti pagi.

Entah, kotak-kotak konsep tulisan telah tersusun rapi dalam bola kecil otakku, namun malam ini aku tak dapat menumpahkannya. Mungkin, hanya satu yang saat ini ingin ku ceritakan pada kalian. Yah, tentang RINDU. Rindu sangat melekat dalam ruang hampa hatiku.

Beberapa hari terakhir hadir seakan-akan menjadi racun yang amat kejam bagi diriku. Dia kembali menari dalam ruang memory ku. Menari dengan indah dan terus mengunci perhatianku. Malam kemarin tepatnya, ketika rindu itu kembali hadir mengisi ruang kosongku, saat itu pula rasa sesak kembali ku rasakan. Air mataku meleleh tanpa kusadari. Rindu, iya, aku rindu dia. Aku rindu akan masalalu yang pernah kurajut bersamanya. Harapku, rasa itu hanya akan kurasakan saat itu saja, namun ternyata aku salah. Rindu itu masih menjadi penguasa dalam hari-hari terakhirku. Aku rindu, tapi aku tak ingin kau tau. Aku rindu, namun biarlah rindu hanya ada dalam sini -hati-, menjadi racun yang siap menghabisi ku kapanpun. Aku rindu, yah, aku tau kalau aku rindu. Cukup itu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar