Kamis, 20 Juni 2013

Sinarnya Meredup (Masih tentang Mata itu)

Aku duduk diam mengamati seluruh aktivitas disekitarku. Berbagai macam orang-orang berlalu lalang dihadapanku dengan bergam kegiatan masing-masing. Mataku terus berganti mengantar mereka, mengamati segala tingkah mereka. Tak sengaja mataku menangkap sosokmu. Iyah, sosok pemilik mata itu. Aku mencoba untuk mengalihkan pandanganku, berharap agar kali ini mata kita tak lagi saling menangkap. Namun sayang, aku lagi-lagi gagal. Kau tak berpindah dari tempatmu berpijak, dan aku pun tak juga berpindah dari tempatku bersandar. Kita hanya diam. Tak ada satu buah katapun yang terlontar dari bibir kita. Tapi bagiku, kita tidaklah diam. Kita sama sekali tidak diam. Hanya saja kita sedang berbicara melalui tatapan mata itu.

Tatapan itu.. Aku hanya ingin berontak. Marah kepadamu. Kamu yang telah membuatku menjadi seorang narapidana dalam kehidupanmu. Kamu yang telah membuatku akhirnya tak pernah bisa lepas dari candu kedua bola matamu. Kamu yang telah membuatku semakin tersiksa ketika jarak akhirnya menjadi kabut tebal antara kita.

Mungkin aku menangis disini. Bukan karena kabut tebal yang justru saat ini sedikit lebih baik, namun aku disini menangis, karena pada akhirnya aku tau, mungkin tatapan itu bukanlah sebuah tatapan yang cahayanya khusus kau pancarkan untukku. Mungkin pula aku menangis disin karena pada akhirnya harus sadar, cahaya dari kedua bola matamu kini perlahan meredup. Entahlah, aku bahkan tak dapat memberikannya arti apapun, karena harus ku akui, bahkan isyarat dari matamu tak lagi dapat ku mengerti. Aku kalah, mungkin saja iya. Aku buta, mungkin juga iya. Aku hanya saja tak pernah mengerti, sinar apa yang sebenarnya saat ini kau pancarkan dari mata indah yang ku banggakan itu? Adakah sebuah kabel penghubung antara kita mengalami kerusakan? Aku tak tahu, dan benar-benar tak lagi tahu.

Disini aku masih saja duduk. Duduk memandangi mata indahmu. Mata indah yang kini telah mengunci tatapanku dalam bingkai mata indahmu yang tak secerah dahulu. Semoga saja sinar matamu yang lalu dapat segera terpancar indah buat mata-mata para pengagummu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar