Minggu, 06 April 2014

Rasaku (apakah) Rasamu (?)

Kenapa harus dia? Aku pun hingga saat ini tak tau jawabannya. 
Perbincangan sore tadi bersama mereka membuat aku sadar, disekitarku masih ada orang-orang yang ingin menjalin hubungan yang lebih denganku. Kata mereka, aku yang tak bisa menerima mereka, aku yang terlalu tinggi memasang standar seperti dia (masalaluku), aku yang terlalu "konsisten" dengan kisah lalu yang telah lewat.

Kenapa harus dia? Aku pun masih tak tahu, apa jawaban dari pertanyaan itu.
Mungkin dulu dia terlalu berarti untukku. Mungkin dulu, rasa sayang yang ku punya untuknya masih tak berkurang. Mungkin dulu, hanya dia yang selalu rela berkorban untukku. Mungkin dulu, hanya dia yang dapat memahami segala apa yang ada didalam diriku, entah itu semua positif, maupun diriku yang negatif.

Hingga saat ini, rasa rindu terus tumbuh, mengakar dalam lubuk hatiku. Membuatku tersiksa dengan rasa yang bercampur aduk. Hai, ku harap rindu ini bukan racun yang perlahan membunuh rasa yang pelan-pelan tumbuh di hatiku. Ku harap, rasa ini bukan sebuah luka yang tak akan pernah mengering meski harus menyisakan bekas. 


Diluar sana, hujan masih turun. Mengantar rinduku, menemani sepiku. Memberikan sedikit kesegaran dalam ruang hampa hatiku. Aku rindu, masih rindu, dan akan tetap merindu. Rindu pada dia, sosok masalalu yang entah kapan akan enyah dari pikiran, hati bahkan kehidupanku. Rasa sayang ini bahkan masih terus bertumbuh diladang hatiku. Menyisakan buah-buah cinta yang tak terjamah oleh siapapun. Aku rindu, pada dia yang (pernah) menyayangiku, lebih dari siapapun. Masihkah dia mengingatku? Masihkah dia merindukanku?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar