Sabtu, 25 Mei 2013

Langit Malam


Bagiku, memandang langit malam selalu indah. Seperti malam kemarin. Saat dimana ku menatapnya tepat dengan kedua bola mataku yang kecil. Langit malam yang gelap, namun selalu menenangkan. Tetap gelap, namun selalu mampu menghangatkan. Bagiku, langit malam dengan semburat cahayanya selalu menjadi pelangi setelah matahari tenggelam. Tepat di tempat ini aku duduk bersama beberapa orang yang sama sekali tak ku kenali. Mungkin sama tujuan kami hampir sama, namun kita semua masing-masing hanya sekedar duduk dan menumpang dengan kendaraan ini. Yah, inilah angkutan umum yang membawaku pulang kekota asalaku. Tempatnya tidak terlalu penuh dan sesak, namun, tidak juga terlalu kosong. Hanya ada 7 orang dalam angkutan umum yang biasanya memuat 12 orang atau lebih didalamnya. Namun maaf, malam ini aku takkan bercerita mengenai angkutan umum ini. Aku hanya akan terus bercerita mengenai langit dan malam. Dua hal yang selalu ku nanti, namun terkadang tak ingin kuhadapi.
Ditempat ini, aku duduk disudut ternyamannya. Kaca belakang mobil yang sengaja diribenkan oleh pemilknya, serta lampu didalam kendaraany yang tidak begitu terang tidak membuatku takut sama sekali. Rasa kantuk mulai meyapu-nyapu kedua bola mataku. Hampir saja aku terlelap, ketika pada akhirnya aku memutuskan untuk berbalik kebelakang dan mendapati suatu keindahan alam lainnya. Mungkin bagi orang banyak, pemandangan itu biasa saja dan tidak berarti apa-apa, namun sayang, bagiku itu sangat spesial, sangat indah, bahkan bisa menjadi penghilang kantukku seketika.

Pemandangannya biasa saja, hanya ada langit malam yang kelabu, namun memiliki semburat warna kemerahan dari sel-sela gelembung awan yang menutupi sebagian langit yang ada. Pemandangannya biasa saja, hanya ada langit malam yang gelap yang memiliki beberapa warna tambahan dari lampu-lampu jalan yang mungil ditengah-tengan pondasi pembatas jalan. Semuanya tampak biasa saja, namun bagiku itu adalah sebuah pemandangan yang indah. Saat dimana berjuta cahaya terlihat kontras namun saling bermain bersama. Aku masih saja menatapnya kebelakang, melihatnya dengan penuh rasa bahagia. Semuanya selalu tampak biasa saja, namun sayang, mataku juga selalu berbinar melihatnya. Selalu begitu. 
Bagiku, malam selalu indah, selalu memiliki kejutan buat para pendambanya. Meskipun, beberapa bulan terakhir ini, aku selalu menangis bersama malam. Aku selalu mengeluh kepadanya. Aku bahkan tak berharap malam kan datang menghampiriku. Aku tak ingin malam datang, tertawa diatas sepiku, tertawa diatas kesendirianku. Aku tak ingin malam tau kalau aku disini merindukan dia. Aku disini masih sering memutar kenangan tentang dia, yang perlahan-lahan kini semuanya berubah. Intensitas otakku pun tak lagi hanya berputar tentangnya. Hingga perlahan, aku mulai berdamai dengan malam. Tersenyum kepadanya, menyambut kedatangannya dan selalu menunggu kehadirannya. Aku meminta maaf dan malam pun menjawab permintaan maafku. Ia tersenyum dan tertawa kepadaku, menyiapkan berjuta kejutan setiap aku menatpnya. Turut menangis bersamaku kala hatiku lagi sesak dan mataku mulai menumpahkan butiran beningnya. Aku selalu rindu pada malam. Tak sabar untuk berbagi cerita padanya. Berselimut tatkala dia bermain dengan dinginnya kepadaku. Menemaniku dan menjadi pendengar setiaku, tanpa pernah lelah dan mengeluh. Itulah alasan, mengapa malam selalu menyenangkan buatku. Alasan, mengapa malam selalu ku rindukan. Dan itulah alasannya, mengapa aku selalu menyukai malam, karena ia selalu memiliki kejutan lain bagi para pendambanya. Terima kasih malam.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar