Selasa, 03 April 2012

Mama...

Mama, 
maafkan anakmu, bukan maksud hati membuatmu marah, namun inilah anakmu yang belum mampu menyampaikan segalanya dengan cara dewasa.
Maafkan anakmu, bukan maksud hati membuatmu menangis, namun inilah anakmu, yang belum mampu menjadi seperti inginmu.
Maafkan anakmu, bukan maksud hati membuatmu terluka, namun inilah anakmu yang belum mampu mewujudkan semua harapanmu.
Maafkan anakmu ini, bukan maksud hati membuatmu jengkel, namun inilah anakmu, yang belum mengerti cara untuk membuatmu tersenyum.

Mama,
anakmu ini masih belajar.
 Belajar membuatmu bangga. 
Belajar membuatmu tersenyum.
 Belajar membuatmu menjadi orang tua yang bahagia.
 Belajar membuatmu menjalani masa tua mu tanpa beban.
Mama, 
19 tahun lalu kau melahirkanku kedunia ini. Mengenalkanku pada sekitarku juga pada-Nya. Mengajarkanku cara berjalan. Mendidikku agar ku mampu menjadi seorang gadis yang kuat dan tangguh. Menopangku disaat ku terjatuh dalam masalah-masalahku. Merawatku disaat ku terbaring dengan badan panas dan terbungkus selimut. Merangkulku disaat ku butuh sandaran. Menggenggam tanganku untuk melangkah menjadi yang lebih baik. Menuntunku untuk bisa menjadi wanita seutuhnya.

Mama,
kini anakmu tlah menginjak masa dewasa. Menjadi seorang gadis yang seperti ini. Belum menjadi seperti gadis harapanmu. Hanya menjadi gadis yang cuek, pemberontak, gadis cengeng, dan tak mempunyai apa-apa.

Mama,
kemarin aku menangis, takut untuk tak melihat senyummu lagi.
kemarin aku menangis, takut untuk kehilangan kasih sayangmu.
kemarin aku menangis, takut untuk melangkah seorang diri.
kemarin aku menangis, takut untuk melawan masalah dunia tanpa pelukanmu.

Mama, maafkan anakmu, dia masih berusaha mencari dirinya sendiri, agar kelak mampu membuatmu bangga dan tersenyum. Karena semuanya dia lakukan hanya untukmu, Papa, dan kakak adeknya tercinta..

Mama, anakmu mencintaimu...meskipun ia tak pernah mampu menunjukkannya padamu secara langsung.

Mama, 
maafkan anakmu, bukan maksud hati membuatmu marah, namun inilah anakmu yang belum mampu menyampaikan segalanya dengan cara dewasa.
Maafkan anakmu, bukan maksud hati membuatmu menangis, namun inilah anakmu, yang belum mampu menjadi seperti inginmu.
Maafkan anakmu, bukan maksud hati membuatmu terluka, namun inilah anakmu yang belum mampu mewujudkan semua harapanmu.
Maafkan anakmu ini, bukan maksud hati membuatmu jengkel, namun inilah anakmu, yang belum mengerti cara untuk membuatmu tersenyum.

Mama,
anakmu ini masih belajar.
 Belajar membuatmu bangga. 
Belajar membuatmu tersenyum.
 Belajar membuatmu menjadi orang tua yang bahagia.
 Belajar membuatmu menjalani masa tua mu tanpa beban.

Mama, 
19 tahun lalu kau melahirkanku kedunia ini. Mengenalkanku pada sekitarku juga pada-Nya. Mengajarkanku cara berjalan. Mendidikku agar ku mampu menjadi seorang gadis yang kuat dan tangguh. Menopangku disaat ku terjatuh dalam masalah-masalahku. Merawatku disaat ku terbaring dengan badan panas dan terbungkus selimut. Merangkulku disaat ku butuh sandaran. Menggenggam tanganku untuk melangkah menjadi yang lebih baik. Menuntunku untuk bisa menjadi wanita seutuhnya.

Mama,
kini anakmu tlah menginjak masa dewasa. Menjadi seorang gadis yang seperti ini. Belum menjadi seperti gadis harapanmu. Hanya menjadi gadis yang cuek, pemberontak, gadis cengeng, dan tak mempunyai apa-apa.

Mama,
kemarin aku menangis, takut untuk tak melihat senyummu lagi.
kemarin aku menangis, takut untuk kehilangan kasih sayangmu.
kemarin aku menangis, takut untuk melangkah seorang diri.
kemarin aku menangis, takut untuk melawan masalah dunia tanpa pelukanmu.

Mama, maafkan anakmu, dia masih berusaha mencari dirinya sendiri, agar kelak mampu membuatmu bangga dan tersenyum. Karena semuanya dia lakukan hanya untukmu, Papa, dan kakak adeknya tercinta..

Mama, anakmu mencintaimu...meskipun ia tak pernah mampu menunjukkannya padamu secara langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar