Definisi Penguatan Negatif
Penguatan
negatif (Negative Reinforcement) adalah Penguat yang berasal dari
pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negatif sebagai konsekuensi dari
perilaku. Dalam Walgito, 2010, Penguatan negatif diartikan sebagai sesuatu yang
apabila ditiadakan dalam suatu situasi, akan meningkatkan probabilitas respon.
Penguatan negatif
terjadi bilamana stimulus aversi (stimulus yang tidak menyenangkan atau
berbahaya bagi organisme) dihentikan atau tidak ditampilkan. Sebagai contoh, pelatih
atletik menggunakan stimulus aversi berupa para atlit harus berlari
mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali bila pemain melakukan kesalahan
dalam latihan. Jika para atlit mampu berlatih sesuai instruksi pelatih, maka
keharusan mengelilingi lapangan tersebut dapat dikurangi jumlahnya atau dihentikan.
Dengan demikian respon yang benar dari para atlit ditingkatkan atau dipelihara dengan
penguatan negatif.
Jenis-Jenis Penguatan Negatif
Ada dua jenis negatif, yaitu Escape conditioning
(Pengkondisian melarikan diri) dan Avoidance conditioning (Pengkondisian
menghindar).
Escape Conditioning
adalah beberapa stimulus atau kejadian yang bilamana dihentikan atau
dihilangkan akan meningkatkan atau memelihara kekuatan respon. Escape
Conditioning merupakan bentuk penguatan negatif karena sesuatu yang negatif
dihilangkan. Sebagai contoh, seorang anak yang dikurung di dalam kamar selama
satu jam akan menangis sejadi-jadinya kemudian orang tua yang tidak tega
membiarkannya keluar dari kamarnya. Dalam kasus ini, telah terjadi penguatan
negatif dimana anak akan terbiasa melakukan hal tersebut jika di kurung di
dalam kamar.
Avoidance conditioning
adalah beberapa stimulus atau kejadian yang bilamana ditunda atau dihindarkan
akan meningkatkan atau memelihara kekuatan respon. Penguatan negatif avoidance
akan mengakibatkan munculnya perilaku avoidance (menghindar). Sebagai
contoh, bila seseorang takut dengan anjing, padahal setiap hari ia harus
melewati rute dimana ada anjing di situ, maka ia berusaha mencari rute lain
yang tidak ada anjingnya dan melewati rute baru untuk menghindarkan kejadian
negatif, yaitu bertemu anjing. Contoh lain, seorang siswa dapat menghindar dari
teguran orang tuanya dengan cara tidak memberitahu hasil hasil ulangan
hariannya kepada orang tuanya.
Hukuman (Punishment)
Hukuman adalah konsekuensi negatif
dari perilaku yang mengarahkan pada penurunan frekuensi perilaku. Ketika
diterapkan secara wajar, hukuman dapat menjadi alat dan etika yang berguna untuk
memperkuat perilaku positif dan mengurangi perilaku negatif.
Dampak Hukuman
1.
Reinforcing to
the punisher (Menguatkan
Pemberian Hukuman)
Jika hukuman yang diberikan membuat
si terhukum melakukan perilaku sesuai yang diharapkan, maka hukuman cenderung akan
terus diberikan jika terjadi kasus yang sama dan cenderung meningkat.
2.
Generalized inhibiting
effect (Generalisasi Efek Penghambat)
Contohnya, seorang anak yang sering
dipukul karena membantah, mendorong anak untuk tidak mau berbicara dengan orang
tuanya.
3.
Learning to
dislike and reacting aggressively
(Belajar membenci dan bertindak agresif) Pemberian hukuman fisik seringkali
menyakitkan. Hal ini menyebabkan seseorang belajar untuk membenci orang yang
memberi hukuman dan menimbulkan perilaku agresif ( menyebabkan seseorang
melampiaskan kemarahannya kepada orang lain).
4.
Criticism trap (Perangkap Kritik)
Sebagian orang menghukum suatu
perilaku dengan mengkritik sehingga akan menimbulkan criticism trap yaitu
peningkatan frekuensi dari perilaku negatif yang sering menyertai penggunaan
kritik yang memperkuat perilaku yang seharusnya dihukum.
5.
Doesn’t teach
the individual how to react more appropriately (Tidak Mengajarkan kepada Individu bagaimana betindak secara lebih
tepat/pantas)
Ketika hukuman yang diberikan efektif dalam menekan suatu perilaku
yang tidak pantas, ia tidak mengajarkan bagaimana untuk bertindak secara lebih
tepat/pantas sebagai gantinya dan hanya menggantikannya dengan tindakan yang
tidak pantas lainnya.
Petunjuk penggunaan Hukuman
Dalam memberikan hukuman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
sehingga hukuman efektif dalam mengubah perilaku dan menekan seminimal mungkin
efek negatif dari hukuman. Berikut ini beberapa aturan dalam menghukum:
1.
Hukuman yang
diberikan sebaiknya sesedikit mungkin menyebabkan sakit untuk menghidari reaksi
negatifnya. Contoh: menghukum anak dengan melarangnya menonton TV (untuk anak
umur 10 tahun) lebih efektif daripada memukulnya. Tapi jika hukuman terpaksa
dilakukan, pastikan bahwa hukuman yang diberikan cukup efektif untuk mengubah
perilaku.
2.
Jangan hanya
menghukum, tetapi berikan juga penguat positif pada perilaku yang benar untuk
menggantikan perilaku yang ingin dieliminir melalui hukuman. Hukuman tidak akan
efektif dalam jangka panjang jika tidak diberi alternatif penguatan dalam
perilaku yang benar.
3.
Jangan
menghukum “orangnya” tetapi “perilakunya”. Oleh karena itu, perilaku mana yang
mendapat hukuman harus jelas dan hukuman harus dihentikan bila perilaku telah
berhenti.
4.
Jangan
campuradukkan hukuman dan hadiah untuk perilaku yang sama. Sebagai contoh,
jangan mencium dan memeluk anak yang baru saja diberi hukuman karena hal itu
akan membingungkan dan mendorong pembelajaran yang tidak efisien.
5.
Sekali telah
memutuskan untuk memulai hukuman, jangan pernah mundur lagi. Tidak
diperkenankan adanya pembelaan, memohon belas kasihan, dan perilaku yang tidak
benar dengan mengurungkan hukuman.
Perbedaan Antara Hukuman dan Penguatan Negatif
Hukuman berbeda dengan Penguatan
Negatif. Penguatan negatif adalah bentuk penguatan yang meningkatkan
probabilitas dari respon karena respon menyebabkan sesuatu yang negatif
berhenti atau tidak muncul. Sedangkan hukuman justru sebaliknya, hukuman
menyebabkan probabilitas dari respon karena respon itu menyebabkan sesuatu yang
negatif terjadi.
Perbedaan Classical Conditioning dan Operant Conditioning
Classical Conditioning
|
Operant Conditioning
|
Asosiasi antara 2 stimulus
|
Asosiasi antara respon dan konsekuensi
|
Melibatkan perilaku refleks dan involuntary yang dikontrol oleh tulang
belakang atau sistem syaraf otonom
|
Perilaku voluntary yang lebih kompleks yang dimediasi oleh sistem
syaraf somatis
|
UCS dipasangkan dengan CS. Individu tidak perlu melakukan apapun
untuk penyajian UCS dan CS.
|
Konsekuensi penguatan hanya terjadi jika respon yang dikondisikan
telah muncul.
|
Generalisasi dan Diskriminasi
Stimulus Discrimination (diskriminasi) adalah kecenderungan untuk
merespon lebih sering terhadap satu stimulus daripada stimulus lainnya
sedangkan Stimulus Generalization (Generalisasi) adalah kecenderungan bagi
stimulus yang mirip untuk menghasilkan respon yang sama. Dengan kata lain,
generalisasi menjelaskan kemampuan individu untuk bereaksi terhadap stimuli
baru yang mirip dengan stimuli yang telah dikenalinya. Pada prinsipnya, generalisasi
adalah reaksi terhadapa kemiripan dan diskriminasi adalah reaksi terhadap
perbedaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar