Kamis, 05 April 2012

Penguatan Negatif


Definisi Penguatan Negatif
Penguatan negatif (Negative Reinforcement) adalah Penguat yang berasal dari pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negatif sebagai konsekuensi dari perilaku. Dalam Walgito, 2010, Penguatan negatif diartikan sebagai sesuatu yang apabila ditiadakan dalam suatu situasi, akan meningkatkan probabilitas respon.
Penguatan negatif terjadi bilamana stimulus aversi (stimulus yang tidak menyenangkan atau berbahaya bagi organisme) dihentikan atau tidak ditampilkan. Sebagai contoh, pelatih atletik menggunakan stimulus aversi berupa para atlit harus berlari mengelilingi lapangan sebanyak sepuluh kali bila pemain melakukan kesalahan dalam latihan. Jika para atlit mampu berlatih sesuai instruksi pelatih, maka keharusan mengelilingi lapangan tersebut dapat dikurangi jumlahnya atau dihentikan. Dengan demikian respon yang benar dari para atlit ditingkatkan atau dipelihara dengan penguatan negatif.
Jenis-Jenis Penguatan Negatif
Ada dua jenis negatif, yaitu Escape conditioning (Pengkondisian melarikan diri) dan Avoidance conditioning (Pengkondisian menghindar).
Escape Conditioning adalah beberapa stimulus atau kejadian yang bilamana dihentikan atau dihilangkan akan meningkatkan atau memelihara kekuatan respon. Escape Conditioning merupakan bentuk penguatan negatif karena sesuatu yang negatif dihilangkan. Sebagai contoh, seorang anak yang dikurung di dalam kamar selama satu jam akan menangis sejadi-jadinya kemudian orang tua yang tidak tega membiarkannya keluar dari kamarnya. Dalam kasus ini, telah terjadi penguatan negatif dimana anak akan terbiasa melakukan hal tersebut jika di kurung di dalam kamar.
Avoidance conditioning adalah beberapa stimulus atau kejadian yang bilamana ditunda atau dihindarkan akan meningkatkan atau memelihara kekuatan respon. Penguatan negatif avoidance akan mengakibatkan munculnya perilaku avoidance (menghindar). Sebagai contoh, bila seseorang takut dengan anjing, padahal setiap hari ia harus melewati rute dimana ada anjing di situ, maka ia berusaha mencari rute lain yang tidak ada anjingnya dan melewati rute baru untuk menghindarkan kejadian negatif, yaitu bertemu anjing. Contoh lain, seorang siswa dapat menghindar dari teguran orang tuanya dengan cara tidak memberitahu hasil hasil ulangan hariannya kepada orang tuanya. 

Hukuman (Punishment)
            Hukuman adalah konsekuensi negatif dari perilaku yang mengarahkan pada penurunan frekuensi perilaku. Ketika diterapkan secara wajar, hukuman dapat menjadi alat dan etika yang berguna untuk memperkuat perilaku positif dan mengurangi perilaku negatif.

Dampak Hukuman
1.      Reinforcing to the punisher (Menguatkan Pemberian Hukuman)
Jika hukuman yang diberikan membuat si terhukum melakukan perilaku sesuai yang diharapkan, maka hukuman cenderung akan terus diberikan jika terjadi kasus yang sama dan cenderung meningkat.
2.      Generalized inhibiting effect (Generalisasi Efek Penghambat)
Contohnya, seorang anak yang sering dipukul karena membantah, mendorong anak untuk tidak mau berbicara dengan orang tuanya.
3.      Learning to dislike and reacting aggressively (Belajar membenci dan bertindak agresif) Pemberian hukuman fisik seringkali menyakitkan. Hal ini menyebabkan seseorang belajar untuk membenci orang yang memberi hukuman dan menimbulkan perilaku agresif ( menyebabkan seseorang melampiaskan kemarahannya kepada orang lain).
4.      Criticism trap (Perangkap Kritik)
Sebagian orang menghukum suatu perilaku dengan mengkritik sehingga akan menimbulkan criticism trap yaitu peningkatan frekuensi dari perilaku negatif yang sering menyertai penggunaan kritik yang memperkuat perilaku yang seharusnya dihukum.
5.      Doesn’t teach the individual how to react more appropriately (Tidak Mengajarkan kepada Individu bagaimana betindak secara lebih tepat/pantas)
Ketika hukuman yang diberikan efektif dalam menekan suatu perilaku yang tidak pantas, ia tidak mengajarkan bagaimana untuk bertindak secara lebih tepat/pantas sebagai gantinya dan hanya menggantikannya dengan tindakan yang tidak pantas lainnya.

Petunjuk penggunaan Hukuman
            Dalam memberikan hukuman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehingga hukuman efektif dalam mengubah perilaku dan menekan seminimal mungkin efek negatif dari hukuman. Berikut ini beberapa aturan dalam menghukum:
1.      Hukuman yang diberikan sebaiknya sesedikit mungkin menyebabkan sakit untuk menghidari reaksi negatifnya. Contoh: menghukum anak dengan melarangnya menonton TV (untuk anak umur 10 tahun) lebih efektif daripada memukulnya. Tapi jika hukuman terpaksa dilakukan, pastikan bahwa hukuman yang diberikan cukup efektif untuk mengubah perilaku.
2.      Jangan hanya menghukum, tetapi berikan juga penguat positif pada perilaku yang benar untuk menggantikan perilaku yang ingin dieliminir melalui hukuman. Hukuman tidak akan efektif dalam jangka panjang jika tidak diberi alternatif penguatan dalam perilaku yang benar.
3.      Jangan menghukum “orangnya” tetapi “perilakunya”. Oleh karena itu, perilaku mana yang mendapat hukuman harus jelas dan hukuman harus dihentikan bila perilaku telah berhenti.
4.      Jangan campuradukkan hukuman dan hadiah untuk perilaku yang sama. Sebagai contoh, jangan mencium dan memeluk anak yang baru saja diberi hukuman karena hal itu akan membingungkan dan mendorong pembelajaran yang tidak efisien.
5.      Sekali telah memutuskan untuk memulai hukuman, jangan pernah mundur lagi. Tidak diperkenankan adanya pembelaan, memohon belas kasihan, dan perilaku yang tidak benar dengan mengurungkan hukuman.

Perbedaan Antara Hukuman dan Penguatan Negatif
            Hukuman berbeda dengan Penguatan Negatif. Penguatan negatif adalah bentuk penguatan yang meningkatkan probabilitas dari respon karena respon menyebabkan sesuatu yang negatif berhenti atau tidak muncul. Sedangkan hukuman justru sebaliknya, hukuman menyebabkan probabilitas dari respon karena respon itu menyebabkan sesuatu yang negatif terjadi.


Perbedaan Classical Conditioning dan Operant Conditioning 

Classical Conditioning
Operant Conditioning 
Asosiasi antara 2 stimulus
Asosiasi antara respon dan konsekuensi
Melibatkan perilaku refleks dan involuntary yang dikontrol oleh tulang belakang atau sistem syaraf otonom
Perilaku voluntary yang lebih kompleks yang dimediasi oleh sistem syaraf somatis
UCS dipasangkan dengan CS. Individu tidak perlu melakukan apapun untuk penyajian UCS dan CS.
Konsekuensi penguatan hanya terjadi jika respon yang dikondisikan telah muncul.

Generalisasi dan Diskriminasi
Stimulus Discrimination (diskriminasi) adalah kecenderungan untuk merespon lebih sering terhadap satu stimulus daripada stimulus lainnya sedangkan Stimulus Generalization (Generalisasi) adalah kecenderungan bagi stimulus yang mirip untuk menghasilkan respon yang sama. Dengan kata lain, generalisasi menjelaskan kemampuan individu untuk bereaksi terhadap stimuli baru yang mirip dengan stimuli yang telah dikenalinya. Pada prinsipnya, generalisasi adalah reaksi terhadapa kemiripan dan diskriminasi adalah reaksi terhadap perbedaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar